Rabu, 28 Maret 2012

PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL DAN MASKER


A.    Nasal kanula/Binasal kanula
Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.
Cara pemasangan :
·         Terangkan prosedur pada klien
·         Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler)
·         Atur peralatan oksigen dan humidiflier
·         Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran oksigen yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.
·         Masukan ujung kanula ke lubang hidung
·         Fiksasi selang oksigen
·         Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.
Keuntungan
·      Toleransi klien baik
·      Pemasangannya mudah
·      Klien bebas untuk makan dan minum
·      Harga lebih murah
Kerugian
·      Mudah terlepas
·      Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
·      Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
·      Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus
 
B.     Sungkup Muka / Masker

1. Sungkup muka sederhana
Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan koonsentrasi 40-60%.
Cara pemasangan :
Ø  Terangkan prosedur pada klien
Ø  Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)
Ø  Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan humidiflier.
Ø  Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut klien
Ø  Lingkarkan karet sungkunp kepada kepala klien agar tidak lepas
Ø  Alirkan oksigen sesuai kebutuhan.

Keuntungan
·      Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula
·      system humidifikasi dapat di tingkatkan

Kerugian
·      Umumnya tidak nyaman bagi klien
·      Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi
·      Aktivitas makan dan berbicara terganggu
·      Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi
·      Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida

2. Sungkup muka dengan kantung rebreathing
Konsentrrasi ooksigen yang di berikan lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8-12lt/menit. Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida yang rendah, udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari pada sungkup sederhana.

Cara pemakaian :
Ø  Terangkan prosedur pada klien
Ø  Hubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah
Ø  Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup
Ø  Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman. Bila perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan.
Ø  Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi
Keuntungan
·         Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana
·         Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian
·         Kantung oksigen bisa terlipat
·         Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah

3. Sungkup muka non breathing
Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang sama pada kantong rebreathing. Pada  prinsipnya, udara inspirasi tidak tercampur dengan ekspirasi. Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida yang tinggi.

Cara pemasangan sama dengan sungkup muka kantong rebreathing.
Keuntungan
·         Konsentrasi oksigen hampir  diperoleh 100% karena adanya katup satu arah antara kantong dan sungkup, sehingga kantung mengandung konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak tercampur dengan udara ekspirasi.
·         Tidak mengeringkan selaput lender
Kerugian
·         Kantung oksigen bisa terlipat
·         Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
·         Tidak nyaman bagi klien

C.    Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi, postural drainage. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan efesiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.

a.       Perkusi (clapping)     : pukulan kuat pada dinding dada dan punggung dengan tangan di
  bentuk seperti mangkuk.

Tujuan                         : secara mekanik dapat melepaskan secret yang melekat pada
  dinding bronkus.
           
prosedur :
v  tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan.
v  Anjurkan klien tarik nafas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
v  Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
v  Tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah terjadi cedera. Seperti : mammae, sternum dan ginjal.


b.      Vibrasi            : getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang di letakkan datar pada dinding dada klien.

Tujuan             : digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental, sering dilakukan bergantian dengan perkusi.




Prosedur :
v  Letakan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage.Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain bisa di letakan secara bersebelahan.
v  Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskan nafas secara lambat lewat mulut.
v  Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan(kejutkan) tangan, gerakan kea rah bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
v  Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan secret.

c.       Postural drainage      : salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya grafitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukannya yaitu sekitar 1jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1jam  sebelum tidur pada malam hari. Padahal drainage harus lebih sering dilakukan apabila lender kien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan postural drainage antara lain :
Ø  Batuk 2 atau 3 kali setelah setiap kali berganti posisi
Ø  Minum air hangat setiiap hari 2 liter
Ø  Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15menit sebelum melakukan postural drainage
Ø  Lakukan  latiha n nafas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lender.

Peralatan :
1        Bantal 2 atau 3
2        Papan pengatur posisi
3        Tisu wajah
4        Segelas air
5        Sputum pot
  Prosedur :
  • Cuci tangan
  • Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengakajian semua area paru, dan data klinis.
  • Baringkan klien dalam posisi duduk untuk mendrainage area yang tersumbat
  • Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15menit
  • Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang di drainage.
  • Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk, bila tidak bisa batuk, lakikan suction. Tampung sputum di pot.
  • Ulangi pengkajian dada pada bidang paru
  • Cuci tangan 
  • Dokumentasikan 

Referensi
Alimul,Aziz.(2006).”Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi konsep dan proses keperawatan”.
Salemba Medika :Jakarta
 Ariyanto.(2008).”Teknik Prosedural Keperawatan”. Salemba Medika : Jakarta
 

Selasa, 20 Maret 2012

Teknik Komunikasi Terapeutik


Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif (Stuart dan Sundeen, 1998) yaitu :
1.Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
2.Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu sebelum memberikan saran, informasi maupun masukan.
Stuart dan Sundeen, (1998) mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik sebagai berikut :
1.Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
2.Menunjukkan penerimaan.
Menerima tidak berarti menyetujui, menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
3.Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien.
4.Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
5.Mengklasifikasi.
Klasifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.
6.Memfokuskan.
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti.
7.Menyatakan hasil observasi.
Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal klien.
8.Menawarkan informasi.
Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien yang bertujuan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.
9.Diam.
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses informasi.
10.Meringkas.
Meringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.
11.Memberi penghargaan.
Penghargaan janganlah sampai menjadi beban untuk klien dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian dan persetujuan atas perbuatannya.
12.Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
13.Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan.
14.Menempatkan kejadian secara berurutan.
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.
15.Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien.
16.Refleksi.
Refleksi memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.